Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.
1. Sejarah
Sejarah
1.1. Mesir Kuno
Pada zaman Mesir kuno (Tahun 2500 Sebelum Masehi), para budak diberi ransum bawang untuk membantu menghilangkan banyak penyakit demam dan infeksi yang umum terjadi pada masa itu. Sejak itulah catatan pertama tentang penulisan tanaman obat dan berbagai khasiatnya telah dikumpulkan oleh orang-orang mesir kuno. Sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosanya tercantum dalam (Papyrus Ehers). Pada saat itu, para pendeta Mesir kuno telah melakukan dan mempraktikkan pengobatan herbal.
1.2. Yunani Kuno
Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates (Tahun 466 Sebelum Masehi), Theophrastus (Tahun 372 Sebelum Masehi) dan Pedanios Dioscorides (Tahun 100 Sebelum Masehi) membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan tanaman obat dalam De Materia Medica. Orang-orang Yunani kuno juga telah melakukan pengobatan herbal. Mereka menemukan berbagai tanaman obat baru, seperti rosemary dan lavender pada saat mengadakan perjalanan ke berbagai daratan lain.
1.3. Cina
Tanaman obat di Cina berlangsung sekitar 3.000 tahun yang lalu, ketika muncul penyembuhan kerapuhan tulang oleh dukun Wu. Pada waktu itu, penyakit ini diyakini disebabkan oleh kekuatan jahat, sehingga menurut dukun Wu diperlukan obat dari tanaman untuk mengusir kekuatan jahat itu. Bahkan, bahan penyembuhan tertua dalam sejarah telah ditemukan di China, di mana makam seorang bangsawan Han ditemukan untuk menyimpan data medis yang ditulis pada gulungan sutra. Gulungan sutra berisi daftar 247 tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan yang digunakan dalam menyembuhkan penyakit.
Tanaman obat dari Cina
1.4. Inggris
Di Inggris, penggunaan tanaman obat dikembangkan bersamaan dengan didirikannya biara-biara di seluruh negeri. Setiap biara memiliki tamanan obat masing-masing yang digunakan untuk merawat para pendeta maupun para penduduk setempat. Pada beberapa daerah, khususnya Wales dan Skotlandia, orang-orang Druid dan para penyembuh Celtik menggunakan obat-obatan dalam perayaan agama dan ritual mereka. Pengetahuan tanaman obat semakin berkembang dengan terciptanya mesin cetak pada abad ke 15, sehingga penulisan mengenai Tanaman-Tanaman Obat dapat dilakukan.
Sekitar tahun 1630, John Parkinson dari London menulis mengenai tanaman obat dari berbagai tanaman. Nicholas Culpepper ( 1616-1654 ) dengan karyanya yang paling terkenal yaitu The Complete Herbal and English Physician, Enlarged, diterbitkan pada tahun 1649. Pada tahun 1812, Henry Potter telah memulai bisnisnya menyediakan berbagai tanaman obat dan berdagang lintah. Sejak saat itu banyak sekali pengetahuan tradisional dan cerita rakyat tentang tanaman obat dapat ditemukan mulai dari Inggris, Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Amerika, sehingga Potter terdorong untuk menulis kembali bukunya Potter’s Encyclopaedia of Botanical Drug and Preparatians, yang sampai saat inipun masih diterbitkan. Tahun 1864, National Association of Medical Herbalists didirikan dengan tujuan mengorganisir pelatihan para praktisi pengobatan secara tradisional, serta mempertahankan standar-standar praktik pengobatan.
1.5. Indonesia
Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah berlangsung ribuan tahun yang lalu. Pada pertengahan abad ke XVII seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592 – 1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica. Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637 – 1691) dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus. Pada tahun 1888 didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya Bogor dengan tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obatan. Selanjutnya penelitian dan publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin berkembang.
2. Pemanfaatan Tanaman Obat (TOGA)
Pemanfaatan Tanaman Obat (TOGA)
Manfaat dari tanaman obat keluarga sangat beragam tergantung subjektifitas kita memandangnya. Beberapa manfaat tanaman obat keluarga antara lain :
1. Sebagai pelengkap obat-obatan keluarga yang bersifat tradisional
2. Bernilai tambah estetika bila di tata dengan apik dan rapi
3. Memberi Contoh Cara Pemanfaatan Lingkungan Pekarangan
4. Menambah Nilai Keasrian dan Kesejukan Halaman pekarangan rumah
5. Tentunya dapat kelola dengan baik dan dapat menghasilkan pendapatan tambahan.
Pada bagian tanaman seperti yang tercantum di bawah ini dapat dimanfaatkan sebagai obat. Bagian tanaman terdiri dari bagian daun, kulit batang, buah, biji, bahkan pada bagian akarnya.
2.1. Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan daunnya
Daun dewa (Gynura Segetum) : Mengobati muntah darah dan payudara bengkak
Seledri : Mengobati tekanan darah tinggi
Belimbing : Mengobati tekanan darah tinggi
Kelor : Mengobati panas dalam dan demam
Daun bayam duri : Mengobati kurang darah
Kangkung : Mengobati insomnia
Saga (Abrus precatorius) : Mengobati batuk dan sariawan
Pacar cina (Aglaiae ordorota Lour) : Mengobati penyakit gonorrhoe (penyakit kelamin)
Landep (Barleriae prionitis L.) : Mengobati rematik
Brotawali (Tonospora rumphii Boerl) : Mengobati demam, sakit kuning, obat cacingan, kudis, dan diabetes
Kemukus (Piper cubeba L.) : Obat radang selaput lendir saluran kemih
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) : Sebagai antiseptik, sehingga dapat dipakai sebagai obat kumur
Delima (Punice granatum L.) : Sebagai anti cacing pita (obat antelmentika).
2.3. Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan buahnya
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) : Mengobati penyakit demam, batuk kronis, kurang darah, menghentikan kebiasaan merokok, menghilangkan bau badan, menyegarkan tubuh, dan memperlancar buang air kecil
Cabai merah (Capsicum annuum L.) : Obat gosok untuk penyakit rematik dan masuk angin
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) : Mengobati penyakit batuk, melegakan napas, dan mencairkan dahak
Mengkudu (Morinda citrifolia) : Mengobati penyakit radang usus, susah buang air kecil, batuk, amandel, difetri, lever, sariawan, tekanan darah tinggi, dan sembelit
Kemukus (Piper cubeba L.) : Obat radang selaput lendir saluran kemih
Kapulaga (Elettaria cardamomum Maton) dan ketumbar (Coriandrum sativum L.) : Obat anti kembung
2.4. Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan bijinya
Kecubung (Datura metel) : Mengobati penyakit asma, bisul, dan anus turun
Pinang (Areca catecha L.) : Tepung biji pinang berkhasiat sebagai obat antelmentika, terutama terhadap cacing pita
Kedawung (Parkia biglobosa Bentham) : Sebagai bahan obat sakit perut, mulas, diare, dan bersifat astringensia
Pala (Myristica) : Mengatasi perut kembung, sebagai stimulansia setempat terhadap saluran pencernaan, bahan obat pembius, menyebabkan rasa kantuk, dan memperlambat pernapasan
Jamblang (Eugenia cumini Merr) : Sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit kencing manis (diabetes)
2.5. Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan akarnya
Pepaya (Carica papaya L.) : Obat cacing
Aren (Arenga pinnata Merril) : Obat diuretik
Pule pandak (Rauwolfia serpentina Benth) : Obat antihipertensiva dan gangguan neuropsikhlatrik, seperti tekanan darah tinggi
2.6. Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan umbinya atau rimpang
Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) : Mengobati sakit kepala, susah buang air besar, nyeri pada perut, sakit kuning, perut kembung, dan melangsingkan tubuh
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) : Menghangatkan badan, menyembuhkan sakit pinggang, asma, muntah, dan nyeri otot
Kencur (Kaempferia galanga L.) : Mengobati sakit kepala, obat batuk, melancarkan keringat, dan mengeluarkan dahak
Kunyit (Curcuma domestica Val.) : Mengobati diare, masuk angin, hepatitis, dan kejang-kejang